LainnyaSosial Budaya

Cerita Suka Duka dan kejadian aneh yang dialami Neng Ratna selama berada ditempat Khusus Isolasi mandiri

Perempuan itu datang dari Jakarta Utara, Sunter tepatnya pada tanggal 13 mei 2020.

Perempuan itu bekerja sebagai ART tepatnya untuk menjaga anak, sebelum pulang dia bekerja selama 8 bulan lamanya, karena kerinduannya bertemu keluarga dia memutuskan tetap pulang ditengah penyebaran COVID -19 ini.

Dia pun menyadari bahwa walaupun dia bisa pulang tetapi dia tidak akan bisa langsung pulang kerumah untuk bertemu keluarga dikarenakan dia harus melakukan isolasi ditempat khusus yang disediakan Pemerintah.

Sudah hampir 2 minggu Neng Ratna berada ditempat Isolasi, kini dia tinggal dengan 1 orang peserta lainnya yang datang 3 hari setelah kedatangannya.

Setiap hari dia diperiksa kesehatannyaoleh petugas medis dari Puskesmas Legokjawa.

Neng Ratna juga mengatakan, bahwa dirinya pernah mengalami sakit selama 4 hari ketika berada ditempat isolasi ini, namun dengan kesigapan petuagas medis dia akhirnya sehat kembali.

Setiap hari sekitar jam 10.00, dirinya selalu berjemur dihangatnya sinar matahari.

Ketika ditanya adakah suka duka selama berada ditempat khusus isolasi mandiri ini, dia mengatakan ada rasa sedih ketika menghadapi hari raya idul fitri dia masih akan berada ditempat ini dan tidak bisa ikut solat ied bersama keluarga.

Dan, ketika ditanya pernahkah menemukan keanehan selama berada ditempat ini, dia mengatakan “Alhamdulillah salami abdi di dieu, teu kantos mendak hal nu aneh nu sifatna kasat mata” (Alhamdulillah selama saya berada disini, tidak pernah menemukan hal aneh yang bersifat kasat mata).

Namun dirinya juga sempat merasa heran , ketika suatu siang  orang-orang yang menemaninya diluar yang tiduran didepan dapur, mendadak pergi menjauhi tempat itu/dapur

namun sebelum sempat dia bertanya ada apa mereka sudah mengatakan mendengar suara kompor dinyalakan dan suara sendok dan piring beradu.

Hampir selama 24 jam setiap harinya, ditempat isolasi khusus mandiri ini ditemani oleh aparat pemerintahan dari  tingkat RT sampai pemerintahan desa dan juga Karang taruna serta lembaga kemasyarakatan lainnya,

jadi dia dan juga penghuni lainnya tidak pernah merasa kesepian apalagi takut walau tempat isolasi berjarak ± 100 m dari rumah penduduk. Untuk kebutuhan makan buka puasa dan sahur, peserta isolasi ini selalu diantar oleh keluarganya dengan bantuan pemerintah sebesar Rp.20.000 / hari.

Tanggal 26 mei 2020, Neng Ratna berakhir masa Isolasi nya, Dia berharap kalau Pandemi COVID -19 ini segera berakhir sehingga semua bisa kemabali beraktifitas dengan normal.

Neng Ratna juga berterima kasih kepada semua pihak  yang telah menemaninya di tempat khusus isolasi mandiri ini, sehinga dirinya tidak merasa kesepian, walaupun dia mengakui bahwa hatinya masih sepi karena belum menemukan sosok yang tepat untuk menemani hatinya. (***)

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!
× Online